Fakta

Rakyat dan Parpol Tak Ingin La Nyalla Mattalitti Maju sebagai Calon Gubernur Jawa Timur 2018

Published

on

La Nyalla Mattalitti sempat mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur Jatim 2018, namun keinginan tersebut gagal terwujud dan menyisakan sakit hati karena tidak mendapatkan rekomendasi dari Gerindra. Hingga perkara La Nyalla dimintai mahar politik diungkapkan ke publik untuk melampiaskan sakit hati mantan Ketua PSSI ini. 

Dalam keterangan pers yang diadakannya La Nyalla mengaku sempat dimintai mahar politik sebesar Rp40 miliar dan sampai jangka waktu yang ditetapkan juga tidak diserahkannya. Harapan mendapat tiket dalam kontes pemilihan calon Gubernur Jatim pun kandas. La Nyalla tak jadi melenggang ke pertarungan orang nomor satu di Jawa timur. 

Namun, bila dilihat kondisi saat itu nama La Nyalla memang tidak memiliki elektabilitas yang tinggi dibandingkan tokoh-tokoh lain seperti Gus Ipul, Risma, atau Khofifah. Bahkan, dalam survei elektabilitas yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei nama La Nyalla tidak masuk daftar calon gubernur meskipun La Nyalla berkoar-koar dengan poster yang tersebar di pojok-pojok jalan dan beberapa deklarasi dukungan kepadanya, namun kenyataannya namanya tidak diinginkan oleh masyarakat untuk maju sebagai calon gubernur Jatim. 

Dalam daftar bursa calon wakil gubernur pun nama La Nyalla sama sekali tidak disebut. 

Dengan elektabilitas rendah yang dimiliki La Nyalla tersebut berarti butuh kerja keras bagi parpol untuk meningkatkan popularitasnya bila jadi pengusungnya. Hal ini yang kemungkinan besar menjadi penyebab La Nyalla tidak mendapat rekomendasi dari Partai Demokrat dan kemudian Partai Gerindra sebagai calon gubernur Jawa Timur. 

Partai politik tentu ingin kerja mesin politiknya bisa lancar dalam pemilu dengan mengusung calon dengan popularitas yang lebih tinggi. 

Risiko besar akan dihadapi oleh partai politik apabila salah menentukan calon gubernur Jawa Timur. Jika dianggap mengusung calon tidak potensial dan minim kemampuan, maka partai politik akan kehilangan basis massa. Padahal tak lama setelah pemilihan gubernur Jawa Timur 2018, parpol akan menghadapi pertarungan besar Pilpres dan Pemilu. Terlebih Jawa Timur adalah salah satu provinsi kunci untuk pemenangan pemilihan presiden karena memiliki jumlah penduduk yang terbesar. 

Tentunya bisa dimengerti bila Partai Demokrat dan Partai Gerindra tidak berani ambil resiko untuk mengusung La Nyalla Mattalitti sebagai calon gubernur Jawa Timur 2018. 

Dari sini kita bisa paham kalau isu Prabowo Subianto meminta mahar politik kepada La Nyalla itu kemungkinan besar bukan untuk diambil uangnya, melainkan supaya La Nyalla berkaca agar tidak memaksakan diri untuk maju dalam bursa Jatim 1. 

Apalagi citra La Nyalla dianggap buruk oleh masyarakat Jawa Timur karena pernah menjadi tersangka dana Hibah Kadin Jatim dan sempat menjadi buron, serta menjadi Ketua Umum PSSI yang bertengkar terus dengan Menpora hingga sepakbola Indonesia mandeg, tanpa prestasi, dan mendapat sanksi dari FIFA.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

Exit mobile version