Bawah Tanah

Haris Rusly Moti: Aktivis yang Masih Setia Menapaki Jalannya

Published

on

Bagi orang yang mengenalnya, sosok satu ini sangat khas: ke mana-mana selalu membawa buku dan koran. Dia memang seorang intelektual mahasiswa yang kemudian bergelut ke HMI, sebelum kemudian menjadi aktivis penting di gerakan Reformasi ‘98 dan menjadi suksesor Budiman Sudjatmiko sebagai ketua DPP Partai Rakyat Demokratis (PRD).

Kemampuan inteletual dan kapasitas verbalnya yang bagus itulah yang menarik perhatian Kawan Faisol Reza (Sekarang menjadi anggota DPR dari PKB) untuk ‘mengadernya’. Memang benar, Haris tumbuh sebagai aktivis yang disegani, dan dipercara menjadi ketua Komite Perjuangan Rakyat untuk Perubahan (KPRP). KPRP ini organisasi terbesar dan paling progresif di Yogya menjelang Soeharto jatuh.

Haris ini menjadi magnet bagi para aktivis senior maupun junior di Yogya terutama setelah terjadi semacam kevakuman kepemimpinan gerakan mahasiswa di Yogya. Saat itu Budiman Sudjatmiko dkk sudah dijebloskan ke bui karena dituduh sebagai dalang di balik kekacauan di kantor DPP PDI. Sementara Andi Arief cs, termasuk Faisol Reza, diculik oleh Tim Mawar.

Di situlah Haris menjadi salah satu pusat perhatian sekaligus dianggap sebagai salah satu pemimpin penting gerakan mahasiswa ‘98. Apalagi KPRP saat itu sudah mempelopori dengan berbagai aksi mahasiswa yang berani bentrok dengan aparat keamanan sebelum mahasiswa Jakarra belum berani turun ke jalan setelah peristiwa Kudatuli ‘96.

Di masa Haris menjadi salah satu tokoh penting itu, memang ada tokoh-tokoh penting lain seperti Puthut EA yang kelak kemudian jadi Sekjen KPRP dan sekarang dikenal dengan pemimpin media Mojok, ada pula aktivis Dema Arie Sujito yang saat ini menjadi salah satu pejabat pembantu rektor UGM, lalu ada aktivis persma yang kemudian jadi aktivis betulan seperti Fendri Ponomban serta masih banyak nama lain yang tidak mungkin disebut satu persatu.

Namun lampu sorot terbesar saat itu memang ada pada sosok Haris. Dia sering menjadi pembicara di lembaga-lembaga aktivis lain yang saat itu marak di Yogya, dan termasuk sosok yang relatif bisa diterima semua kalangan seperti HMI, PMII, KAMMI, dll.

Analisisnya yang tajam disertai pengetahuannya yang luas dan gaya berbahasnya yang khas, adalah modal pentingnya.

Maka sangat masuk akal ketika Haris kemudian diminta memimpin sebagai Ketua Umum PRD. Bahkan saat Budiman dibebaskan pun, pamor Haris tidak meredup. Karena dia memulai dari bawah dan di saat Budiman dipenjara yang relatif tidak tahu perkembangan gerakan mahasiswa, Haris hadir dan menjadi sebagian dari motor penggeraknya.

Yang sungguh disayangkan, setiap bulan Mei, justru para aktivis penting seperti Haris ini jarang diekspose oleh media. Mereka banyak mengekspose orang-orang yang sebetulnya tidak tahu gerakan ‘98 seperti misalnya Budiman. Dia saat itu di dalam penjara dan baru dikeluarkan di era Presiden Gus Dur. Jadi mana mungkin dia tahu soal ‘98? Atau misalnya Adian Napitupulu, yang sebetulnya sosoknya baru dikenal saat Soeharto sudah mulai goyah. Sementara Haris sudah mulai sering ditangkap aparat bahkan sesaat setelah dia masuk UGM pada tahun 1994. Bahkan dia berani muncul di publik ketika banyak mahasiswa tiarap di tahun 1996.

Sejarah ditulis oleh para pemenang. Haris mungkin bukan dianggap sebagai pemenang karena dia tidak menjadi politikus sekarang ini. Tapi oleh ingatan ratusan aktivis di Yogya, dan kelak di Jakarta, dia adalah sosok yang sangat penting.

Dia juga tercatat masih sangat kritis dalam setiap rezim. Ketika SBY berkuasa, Haris sering berhadap-hadapan dengan SBY. Ketika Jokowi menjadi presiden, Haris pun kerap memberi pernyataan kritis lewat media sosialnya.

Haris memang sekarang seperti tidak punya panggung politik. Tapi rekaman hidup masa lalunya menunjukkan dia salah satu pemimpin mahasiswa yang sangat diperhitungkan. Sejarah tak boleh melupakannya hanya karena silau oleh orang-orang yang sekarang ini punya panggung kekuasaan yang megah.


Penulis: Ahmad Rifai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

Exit mobile version