Bawah Tanah

Inkonsistensi La Nyalla Mattalitti: Sering Pindah Parpol dan Ingin Raih Kekuasaan Instan

Published

on

Ambisius, jadi ungkapan yang tepat disematkan pada sosok La Nyalla Mattalitti. Bagaimana tidak, La Nyalla tercatat sering berpindah dari satu partai politik (Parpol) ke Parpol lainnya. 

Pada tahun 1995 – 1997 La Nyalla tercatat pernah menjadi Wakil Bendahara DPD Golkar Jawa Timur. 

Setelah itu, ia pindah ke Partai Patriot Pancasila Jawa Timur, 2003 – 2008. Di sana ia menjabat sebagai Ketua DPW hingga 2013. 

Karir politiknya tak mulus. Kini ia justru sering menarasikan pemilu tak berguna karena sudah dikuasai kelompok tertentu. 

Padahal, partai politik merupakan kendaraan negara demokrasi untuk menciptakan calon pemimpin dan kontestasi siapa yang terbaik. 

Namun, La Nyalla gagal melampaui fase persaingan di tubuh politik. Ia bahkan tak bisa menarik simpati dari publik, sebab memang tak ada yang bisa dibanggakan darinya. 

Bahkan, saat ia menjabat sebagai ketua umum Kadin Jawa Timur, La Nyalla terjerat kasus hukum penyimpangan dana hibah pemerintah provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 hingga 2014. 

Dalam kasus itu, La Nyalla telah ditetapkan sebagai tersangka dengan tuntutan hukuman 6 tahun penjara. 

Namun, La Nyalla memang bukan orang sembarangan. Seperti jejak karirnya yang ambisius, ia nekat melakukan segala hal. 

Entah apa yang ia lakukan oleh keponakan Muhammad Hatta Ali ini hingga akhirnya divonis bebas pasa 2016. Selama persidangan ia sempat merasakan dinginnya jeruji besi selama 7 bulan. 

Kini, La Nyalla menyebut, UUD hasil amandemen 1999-2002 telah melupakan Pancasila dan mendukung oligarki. Ia ingin kembali ke UUD 1945 agar ada jalan menjadi seorang presiden lewat MPR, tanpa harus melampaui karir dan dukungan dari partai politik. 

Bahkan, La Nyalla sempat mencari dukungan ke PSHT  agar turut mendorong pengembalian UUD 1945 ke naskah asli. Kepada PSHT ia mengemis politik balas budi secara tersirat, atas nama kepentingan rakyat. 

Karir politiknya yang buruk juga tercermin dari sikapnya yang selalu inkonsisten. 

Ia pernah berapi api mendukung masa depan Indonesia lewat kepemimpinan Prabowo di pemilu 2014. Namun, setelah bermasalah dengan Prabowo, ia banting setir membela Jokowi di pemilu periode selanjutnya. 

Kini sebagai ketua DPD RI La Nyalla terus bermanuver, mencari peluang peluang baru secara instan, agar ia bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi. 

Apa itu? Menjadi Presiden Republik Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

Exit mobile version